Saturday 14 May 2011

Selayang Pandang Tanaman Mendong

Sejarah kejayaan tanaman Mendong (Fimbristylis Globulosa ) dimulai pada Era tahun 1940 an. Saat dimana jenis tanaman ini untuk pertama kalinya dibawa dari Pulau Sumbawa ke Pulau Jawa oleh dua orang saudagar / pedagang kuda dari Purbaratu Tasikmalaya yaitu Juragan Oneng dan H. Maksum.
Di Pulau yang banyak terdapat hewan kuda tersebut, awal mulanya kedua orang saudagar dari Purbaratu ini hanya melakukan perjalanan usaha jual beli kuda dengan penduduk setempat, namun karena sering melakukan perjalanan usaha ke daerah tersebut, lama kelamaan mereka mulai menyadari keunikan lain selain hewan kuda yaitu topi yang dikenakan oleh penduduk setempat. Topi yang dianyam secara sederhana tersebut terbuat dari tanaman yang sama sekali belum dikenal oleh kedua orang saudagar ini, sehingga muncullah ide untuk membawa benih tanaman ini untuk dikembangbiakkan atau dibudidayakan di tanah kelahiran mereka yaitu di Purbaratu Tasikmalaya.


Di Purbaratu benih tanaman ini lalu diserahkan ke orang tua H. Maksum yaitu H. Aripin seorang pengusaha tenun kain sarung untuk segera ditanamkan di sawah milik orang tuanya tersebut. Sekedar untuk memudahkan menyebut tanaman ini, mereka lalu sepakat untuk memberi nama “MENDONG” yaitu singkatan dari Dimemen – memen (disayang – sayang) bari di Gagandong (dipangku ) sesuai dengan perlakuan Juragan Oneng dan H. Maksum saat membawa tanaman ini dari Pulau Sumbawa ke Pulau Jawa.

Beruntung, Mendong berada ditangan orang yang tepat yaitu seorang ahli tenun, oleh H. Aripin mendong kemudian dirancang dan diciptakan menjadi anyaman tikar / alas duduk hingga ciptaannya tersebut bertahan sampai sekarang.

Seiring dengan perkembangan waktu, tikar mendongpun mengalami beberapa kali perubahan baik bentuk maupun coraknya. Semula tikar mendong buatan H. Aripin diciptakan hanya pada fungsinya sebagai alas duduk tanpa corak atau polos, kemudian oleh perajin mendong dari Purbaratu yang lain yaitu Bpk. Damirin dimodifikasi dengan teknik pencelupan warna sehingga terciptalah tikar mendong yang lebih indah dan artistik. Tikar mendong bercorak buatan Bpk. Damirin tersebut dikenal dengan tikar mendong Poleng Damirin.

Pada tahun 1982, tikar mendong kembali dimodifikasi bentuknya menjadi lebih praktis oleh H. Mansyur. Yang semula tikar harus digulung jika mau disimpan, maka oleh H. Mansyur diciptakan tikar mendong yang bisa disimpan dengan cara dilipat.


Selang 12 tahun kemudian yaitu pada tahun 1994, H. Mansyur bersama dengan H. Munir adalah salah satu perajin taplak meja yang dibuat dari bambu asal Majalaya Bandung membuat terobosan baru pada motif dan corak anyaman mendong hingga tercipta corak anyaman yang lebih atraktif dan modis bahkan sempat menjadi trend. Orang mengenal corak anyaman mendong ciptaan kedua orang tersebut dengan julukan Corak Majalaya. Sekarang model dan desain anyaman mendong sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan bervariasi baik bentuk maupun coraknya seperti yang dilakukan oleh para perajin anyaman mendong asal kampung Gawir Manonjaya dengan membuat anyaman mendong dengan motif kain songket.

Dari kronologis penyebaran tanaman mendong di Pulau Jawa, tercatat pada pertengahan tahun 1970 an. Seorang pedagang keliling asal Jogjakarta yang sering singgah di Purbaratu bernama Mas Darmo, sengaja membawa beberapa benih mendong sebagai oleh-oleh untuk ditanam dikampung halamannya Jogjakarta. Kemudian dari Jogjakarta inilah tanaman mendong bisa menyebar ke seluruh pulau jawa sampai ke Jember Jawa Timur. Dari data terakhir, sekarang justru hasil budidaya mendong Jogjakarta dan Jember inilah yang menjadi penyuplai utama bahan baku mendong ke perajin anyaman mendong di Tasikmalaya.

Sungguh ironis memang, jika kita menyimak riwayat mendong. Kota Tasikmalaya yang memiliki sejarah kejayaan mendong paling ternama tetapi sekarang jika kita perlu mendong justru harus membeli dari kota lain. Tentunya ini menjadi bahan renungan dan PR kita bersama sebagai ahli waris dari kerja keras para leluhur kita untuk mengembalikan masa kejayaan Tasikmalaya sebagai Kota Mendong paling terkenal di seluruh Nusantara. Semoga !!

Info diatas ditulis oleh : Kompepar Pengrajin Mendong Kota Tasikmalaya di http://dppgmm.com/article/27413/selayang-pandang-tanaman-mendong.html

sudah kami tulis juga di Group TTD tanggal 14 Mei 2011 at 7:19pm

No comments:

Post a Comment

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...