Friday 16 July 2010

28 Tahun Lalu Galunggung Meletus

TANGGAL 5 April 1982, pukul 5.00 WIB adalah saat-saat tak terlupakan bagi Ny. Eem (48) warga Jln. Cagak, Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kab. Tasikmalaya. Kumandang azan Subuh baru saja berlalu ketika suara menggelegar yang amat dahsyat mengguncang pagi yang senyap di kampung itu. Awan pekat berbaur dengan api menyembur dari kawah Galunggung. Pasir dan kerikil pun berjatuhan dari angkasa.

Jejak Amuk Galunggung

Senin (5/4) ini, tepat 28 tahun Gunung Galunggung meletus. Akibat letusan itu, lebih dari tiga puluh desa di kaki Galunggung hancur. Ribuan warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang aman selama berbulan-bulan. Setelah bencana nasional itu berlalu, bagaimana kondisi kehidupan masyarakat sekitar gunung itu? Untuk mengupas hal ini, ”PR” menurunkan tim yang terdiri atas Wawan Djuwarna, Noe Firman, Soni Farid Maulana, Ida Farida, Undang Sudrajat, Hazmirullah, Amaliya, Ag. Tri Joko Her Riadi, dan periset Sampaguita untuk menyusun laporan berseri terkait dengan Galunggung. Laporan berseri dimuat di halaman ”Laporan Khusus” mulai hari ini. Selamat menyimak. (Redaksi)

Cerita Mistik dibalik Meletusnya Gunung Galunggung pada tahun 1982

Mungkin kita juga tahu banyak tentang Gunung Galunggung yang meletus pada tahun 1982 bahkan kalau ditulis pun tidak cukup untuk dituangkan dalam satu halaman kertas atau bila di ketik lwt PC/Laptop bakal menyimpan file yang banyak, bgitu juga dengan cerita-cerita mistik tentang meletusnya, dan inilah sekelumit cerita yang saya dpt dari Majalah Tempo yang ditulis pd tgl 21 Agustus 1982

Tuesday 13 July 2010

Sejarah Bordir Tasikmalaya

Produk Bordir Tasikmalaya sudah sejak lama terkenal, sasaran pasarnya bukan hanya pasar nasional, namun sudah sampai ke manca negara. Bidang usaha kecil dan menengah cukup banyak menyerap tenaga kerja dengan investasi rata-rata yang relatif kecil. Bidang usaha bordir di Tasikmalaya tercatat dapat menyerap tidak kurang dari 31.325 orang yang tersebar pada 2.728 unit usaha.

Kongres Koperasi Pertama di Tasikmalaya

Menjelang penyelenggaraan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya tgl 11-14 Juli 1947,para pemimpin Gerakan Koperasi di Jawa Barat (Priangan) menetapkan untuk mengirim utusan ke Yogyakarta (Ibukota RI). Utusan tsb terdiri dari Niti Soemantri, Kastura, Much Muchtar dan Kyai Lukman Hakim.

Mereka bermaksud untuk menemui Bung Hatta, yang bukan saja dihormati sbg Wakil Presiden, tetapi jg sbg ahli ekonomi dan penganjur Gerakan Koperasi.

Sunday 4 July 2010

Cara Berpakaian Orang Tasikmalaya Tempo Doeloe

Orang Tasikmalaya, pada umumnya senang akan warna cerah, warna-warni dan hiasan. Demikian pula cara berpakaiannya, mulai dari kain kebayanya, kain batiknya, selendang sampai selopnyapun berwarna dan penuh hiasan. Hal ini terlihat pula pada ragam hias kerajinan tangannya, terutama kerajinan tangan payung geulis, kelom geulis, batik dan sulaman.

Sejarah Anyaman Bambu Halus Tasikmalaya dan Perkembangannya

Tulisan ini adalah sebagian dari tulisan* yang sudah dimuat di Jurnal Dimensi, Seni Rupa dan Desain, Vol.7 No.1, September 2009. yang juga merupakan cuplikan dari tesis yang penulis buat saat menyelesaikan studi di Departemen Seni Rupa, FTP, ITB, Bandung, tahun 1973. (red. Penulis*)

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pencipta anyaman bambu halus di Tasikmalaya adalah seorang petani-perajin Martadinata (Haji Soheh) pada tahun 1890. Tahun 1901 Pemerintah Hindia Belanda, mengangkat Martadinata sebagai guru untuk menyebarkan jenis kerajinan tangan ini ke Jawa Tengah (Ngawi, Nganjuk) dan Sulawesi (Makassar). Penyebarannya di Tasikmalaya sendiri baru setelah tahun 1904, setelah pemerintah Hindia Belanda memberlakukan etische politiek.

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...