Thursday 20 May 2010

Trek KA Tasikmalaya - Singaparna sekitar tahun 60-70an

Kuiiik, kuiiik!

Itulah bunyi yg keluar dari cerobong asap Lokomotif Uap Kecil yang sering melintas & membelah kota Tasikmalaya Tempo Doeloe & anak2 pd jamannya menamai Kareta Api tsb dgn sebutan "Si Kuik".

ada satu KA lg yaitu “Si Kuong”, namun jenis yang kedua ini adalah kereta penumpang biasa yang bunyinya selalu terdengar "kuooong-kuooong" dan melintasnya tdk ke Kota Tasikmalaya tp ke arah Barat (Ciawi, Leles, Bdg) & ke arah Timur (Ciamis, Banjar dst). Kedua KA ini adalah kereta yang masih memakai tenaga batu bara atau suluh.




Kembali ke trek Tasikmalaya-Singaparna.


Dari stasiun Tasik, selain rel yang menuju timur (arah Ciamis, Banjar, Kroya dst), dan ke Barat menuju Ciawi, Leles, Bandung, ada trek yang mengarah ke selatan, masuk membelah kota Tasikmalaya, melalui Jl. Cimulu, Jl. Pasar Kolot (Skrg Dr. Sukarjo), Mesjid Agung, Jl. Yudanegara, terus menerobos pasar utama kota Tasik yang sekarang sebagian sudah menjadi Plaza. Terus lagi menuju daerah Gunung Pereng, Jl. Cihideung Balong, tembus lagi ke Jl. Singaparna (sekarang Jl. KH. Zainal Mustofa/ jalur Hijau dan seterusnya mengarah ke daerah Padayungan belok kanan ke Sambong (sekarang Jl. SL. Tobing) menuju Mangkubumi, Cikunir dan akhirnya Singaparna.


Kira2 kalau dibayangkan secara gampangan, rel yang terbentang antara Stasiun Tasikmalaya sampai di daerah Padayungan menyerupai huruf S. meliuk-liuk di dalam kota Tasik.

Pada awalnya konon sejak jaman Jepang, rute ini sudah ada. Namun pada jaman perjuangan, jembatan Cikunir sempat diputus dalam rangka perjuangan, sehingga terukir dalam sejarah beberapa pahlawan dalam perlawanan ini. Pernah tersambung kembali, tapi hanya aktif sekitar sampai tahun 60an.

Walaupun begitu rute Stasion Kota Tasikmalaya sampai dengan Padayungan masih tetap aktif sampai dengan tahun 70an. Karena pada jaman itu Padayungan selain menjadi stasiun ke dua terbesar di Tasik (mempunyai sekitar 5-6 jalur untuk langsir dan pergudangan yang besar), juga adalah sebagai terminal batu bara yang ditambang dari daerah Sukaraja (terletak di Selatan kota tasik menuju pantai Cipatujah) yang memang penghasil batu bara.

Sealin itu rute dalam kota ini juga merupakan rute untuk mensuplai kebutuhan sandang pangan yang dikirim dari luar kota menuju pusat ekonomi, Pasar Utama Kota Tasik.

Jadi mungkin dulu, trek ini dibangun, selain untuk suplai batu bara, juga untuk jalur ekonomi dari kota Tasikmalaya sampai Singaparna.

Sekarang? ya tinggal kenangan...

Sumber :
- http://finance.groups.yahoo.com/group/keretapi/message/46226
- http://finance.groups.yahoo.com/group/keretapi/message/46216


untuk Peta Jalur KA Tasikmalaya-Singaparna & Photo2 Bekas Jalur KA, bisa lihat di http://www.semboyan35.com/showthread.php?pid=108814

***

Untuk Kang Asep Suherman & Kang Selo Sumarsono, Kami ucapkan hatur nuhun atas info yg bermanfaat ini, moga kebaikan kalian di balas olehNya, Aamiin...

Postingan ini sudah ditulis juga di Group TTD on May 20, 2010 at 11:55am

No comments:

Post a Comment

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...