Friday 1 November 2013

Iding Soemita Menteri Pertanian Pertama di Suriname

Iding Soemita (lahir di Cikatomas, Tasikmalaya, Jawa Barat, 3 April 1908 – meninggal di Suriname, 18 November 2001 pada umur 93 tahun) merupakan pimpinan partai politik Kaum Tani Persatuan Indonesia (KTPI) dari Suriname. Ia merupakan ayah dari pimpinan partai tersebut yang sekarang, Willy Soemita.

Iding Soemita disebut-sebut sebagai pimpinan politik pertama bagi suku Jawa di Suriname, meskipun ia sendiri adalah orang Sunda. Ia melakukan penggunaan strategis atas posisi penengah di mana partainya masuk setiap pemerintahan koalisi. [1]

Iding Soemita beremigrasi pada usia 17 tahun ke Suriname, dan tiba di Mariënburg sebagai buruh kontrak pada tanggal 25 Oktober 1925. Beliau naik menjadi perawat laki-laki dan setelah itu membuka toko di Paramaribo. 

Menurut Direktur Soekapoera Institute (SI), Muhajir Salam, sebagaimana hasil penelitiannya melalui dokumen Tasikmala­ya Nasional Belanda bahwa ada 184 orang warga Tasikmalaya yang dikirim ke Suriname dalam medio abad ke-19. Ra­tusan warga Tasikmalaya di­ki­rim secara berangsur dari tahun 1897 hingga 1939. 

“Ini temuan baru kami, bahwa tidak hanya orang Jawa yang dikirim ke Su­riname, tetapi dari Tasikmalaya juga mencapai ratusan orang,” Rabu (11/9/2013). [2]

Menurut Ketua Lembaga Pe­nelitian dan Pengabdian Masya­ra­kat STAI Tasikmalaya ini, tujuan pengiriman warga Tasik saat itu karena daerah Kolonial Belanda di Suriname sama halnya dengan Tasikmalaya sebagai daerah Perkebunan dan Pertambangan. Namun, terjadi pembebesan perbudakan pada tahun tersebut, sehingga budak-budak kulit hitam Suriname ti­dak ada lagi yang mau bekerja. 

“Nah, makanya Pemerintah Ko­lonial mengirim warga In­do­ne­sia yang salah satunya dari Ta­sikmalaya, karena Suriname juga sumber ekonomi pemerintahan Belanda” ujarnya.
Untuk melegalisasi pengi­rim­an warga Tasikmalaya itu pun, Pemerintah Kolonial me­ne­rapkan konsep transmigrasi se­perti yang ditiru Pemerintah Indonesia sekarang. Mereka di­tempatkan di wilayah perke­bun­an dan pertambangan yang kebanyakan di isi orang Jawa Tengah, Jawa Timur dan sedi­kit Sunda. “Totalnya mencapai 32.939 orang, dan 184 orangnya warga Tasikmalaya dengan ka­te­gori laki-laki 114 orang dan perempuan 70 orang,” ucap dia.
Lalu, dari Tasikmalaya mana mereka berasal?

Muhajir pun menunjukkan catatan yang di­sa­dur dari Buku “De Inne­men­de Leider Ban Java­nese In Suri­name” karya Pro­fesor Dr. Chan­­­dersen Eugene Sena Choer, bahwa 184 warga Tasik­malaya itu berasal berbagai dae­rah seperti distrik Tasik, Singa­parna, Ciawi, Taraju, Ka­rang­nunggal, Indihiang, Cika­tomas, Rancah, Pangandaran, Banjar dan Kawali. “Kan dulu mah, Ci­a­mis, Banjar teh masuk Kere­sidenan Tasikmalaya,” ujar dia. [2]

Menteri Pertanian Pertama

Ada pres­tasi yang sangat membangga­kan dari warga yang dikirim ke Suriname itu karena Menteri Per­tanian pertama Negara Suri­name adalah orang Tasikma­laya. Beliau, bernama Iding Soe­minta asal Desa Bengkok Dis­trik Cikatomas (sekarang wila­yah Salopa-red).

Iding Soemita, menurut Muhajir, men­­­jadi simbol pemersatu or­ang Jawa yang menyuarakan ke­­sa­daran pentingnya persatuan. “Istilahnya Iding ini sebagai penggerak perjuangan hak-hak buruh tani Suriname,” unjarnya. 
Meski sama halnya sebagai buruh kuli di negara yang ber­de­katan dengan Ame­rika Seri­kat itu, Iding mendi­rikan Orga­nisasi Persatuan In­donesia ta­hun 1946, lalu diubah tahun 1949 dengan nama Kaum Tani Persatuan Indonesia (KT­PI). 

Pada tahun 1946, Iding Soemita menjadi salah satu pendiri Persatuan Indonesia. Bagi orang-orang yang sudah melepaskan haknya atas perjalanan pulang gerakan itu menghendaki agar pemerintah bayar perjalanan pulang ke Jawa itu juga. Pesan itu sangat populer

Pada tahun 1949 Persatuan Indonesia beralih menjadi KTPI (Kaum Tani Persatuan Indonesia). KTPI ini lalu ber­ubah menja­di Partai 

Suatu perebutan kekuasaan yang sengit pecah antara KTPI dan partai Jawa yang lain, PBIS. Persatuan Indonesia/KTPI memperingatkan nilai-nilai Tradisional leluhur dan kerinduan akan kampung halaman sedangkan PBIS yang lebih modern itu menuntut sumbangan aktif bagi perbaikan kedudukan Jawa di Suriname. Kebanyakan pengikut KTPI terdiri dari pendoa-pendoa yang mendoa ke arah barat dan yang sebagai muslimin juga tetap menghormati tata cara yang bukan-islam sebagai sajen dan slametan. Soemita dan KTPI secara jelas menang perebutan kekuasaan ini. 

Pada pemilihan untuk parlemen pertama (pemilu dengan hak pilih terbuka), menurut hak pilih umum pada tahun 1949 di distrik Commewijne Soemita sebagai kandidat mendapat 20.325 suara. Dari jumlah total 21 kursi di parlemen KTPI meraih 2 (dua) kursi di parlemen dan Iding Soemita mendapat satu kursi di antaranya.

“Dari Pemi­lu pertama Suriname ini­lah, warga Desa Bengkok Keca­mat­an Salopa (dulu Distrik Ci­kato­mas) berhasil duduk di Pe­me­rintahan dengan jabatan Men­­­teri Pertanian,” kata Muha­jir.

Sebagai perwakilan suku Jawa di Suriname, ia sering terlibat diskusi dengan Belanda demi otonomi untuk Suriname. Dia mempergunakan kedudukan tengah yang diduduki partainya dalam setiap koalisi pemerintah secara strategis. 

Sejak di Pemerintahan itu juga, Iding Soeminta menjadi orang pertama yang mendi­rikan Masjid di Suriname. “Tapi aneh­nya tetap menghadap ba­rat,” ucap Muhajir... :)

Selain itu, Iding juga dikenal sebagai sosok yang taat beragama dan piawai menerjemahkan Islam ke dalam Pergerakan. “Bahkan kenapa Iding jadi to­koh juga karena karakter religiusnya itu, sehingga Iding jadi panutan warga Indonesia di Suriname, dan sifat karakter religius itu­lah, sama halnya dengan karakteristik ma­sya­rakat Tasikmalaya yang di­kenal dengan sebutan Kota Santri. Kemungkinan yang mempengaruhi karakteristik Iding dari H. Ismail, Ketua Sarikat Islam di Gunungtanjung. Apa­lagi secara geografis wilayah Bengkok dan Gunungtanjung berde­katan,” 

Pada tahun 1960, ia mengundurkan diri dari politik. Kepemimpinan partai dialihkan ke anak laki-laki nya yang bernama Willy. [1]


Referensi : 

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Iding_Soemita
[2] http://www.kabar-priangan.com/news/detail/10623

No comments:

Post a Comment

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...